Muhammad Faizar
JAWABAN_UNTUK_STATUS_SEBELUMNYA
Manusia terkait dengan fenomena kesurupan
jin, terbagi menjadi dua golongan:
1.Mereka yang mempercayainya dan
meyakininya. Itulah keyakinan umumnya kaum
muslimin.
2. Mereka yang mengingkarinya, dan
menganggap itu bukan kesurupan jin. Keyakinan
ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal,
mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte
Mu’tazilah. Untuk yang kedua ini tidak perlu
dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal
dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran
dan sunah.
Lalu Bagaimana Islam Memandang ???
Berikut beberapa catatan yang bisa kita jadikan
bahan pertimbangan untuk membuat
kesimpulan yang lebih benar:
Pertama, terdapat banyak dalil dari Alquran dan
hadis yang menggambarkan keberadaan
penyakit kesurupan jin. Diantaranya,
1. Allah berfirman, menceritakan keadaan
pemakan riba ketika dibangkitkan,
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺄْﻛُﻠُﻮﻥَ ﺍﻟﺮِّﺑَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻘُﻮﻣُﻮﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻘُﻮﻡُ ﺍﻟَّﺬِﻱ
ﻳَﺘَﺨَﺒَّﻄُﻪُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺲِّ ﺫَﻟِﻚَ ﺑِﺄَﻧَّﻬُﻢْ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊُ
ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺮِّﺑَﺎ
“Orang-orang yang makan riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba…”
(QS. Al-Baqarah: 275)
Keterangan Ibnu Katsir,
ﺃﻱ ﻻ ﻳﻘﻮﻣﻮﻥ ﻣﻦ ﻗﺒﻮﺭﻫﻢ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺇﻻ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﻮﻡ
ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﺣﺎﻝ ﺻﺮﻋﻪ ﻭﺗﺨﺒﻂ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻟﻪ ، ﻭﺫﻟﻚ ﺃﻧﻪ
ﻳﻘﻮﻡ ﻗﻴﺎﻣﺎً ﻣﻨﻜﺮﺍً ، ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ : ﺁﻛﻞ ﺍﻟﺮﺑﺎ ﻳﺒﻌﺚ
ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻣﺠﻨﻮﻧﺎً ﻳﺨﻨﻖ
“Maksud ayat, pemakan riba tidak akan
dibangkitkan dari kubur mereka pada hari
kiamat kecuali seperti bangkitnya orang yang
kesurupan dan kerasukan setan. Karena dia
berdiri dengan cara tidak benar. Ibnu Abbas
mengatakan, “Pemakan riba, dibangkitkan pada
hari kiamat seperti orang gila yang tercekik.”
(Tafsir Ibn Katsir, jld.1 hal.708)
Terkait fenomena al-Qurtubi menegaskan,
ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﻓﺴﺎﺩ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮ ﺍﻟﺼﺮﻉ ﻣﻦ
ﺟﻬﺔ ﺍﻟﺠﻦ ، ﻭﺯﻋﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﻄﺒﺎﺋﻊ ﻭﺃﻥ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ
ﻻ ﻳﺴﻠﻚ ﻓﻲ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻭﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻨﻪ ﻣﺲ
“Ayat ini dalil tidak benarnya pengingkaran
orang terhadap fenomena kesurupan karena
kerasukan jin. Mereka menganggap bahwa itu
hanya murni penyakit badan. Sedangkan setan
tidak bisa mengalir di dalam tubuh tubuh
manusia dan tidak bisa merasuk ke dalam
tubuhnya.” (Tafsir a-Qurtubi, 3:355)
2. Disebutkan dalam hadis dari Abul Aswad as-
Sulami, bahwa diantara doa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻬَﺪْﻡِ، ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺘَّﺮَﺩِّﻱ،
ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻐَﺮَﻕِ، ﻭَﺍﻟْﺤَﺮِﻳﻖِ، ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﺃَﻥْ
ﻳَﺘَﺨَﺒَّﻄَﻨِﻲ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ …
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
tertimpa benda keras, aku berlindung kepada-
Mu dari mati terjatuh, aku berlindung kepada-
Mu dari tenggelam dan kebakaran, dan aku
berlindung kepada-Mu dari keadaan setan
merasuki badanku ketika mendekati kematian…”
(HR. Nasai 5533 dan dishahihkan al-Albani)
Al-Munawi menjelaskan,
“…setan merasuki badanku ketika mendekati
kematian…”: dengan gangguan yang yang bisa
menggelincirkan kaki, merasuki akal dan
pemikiran.
Terkadang setan menguasai
seseorang ketika hendak meninggal dunia,
sehingga dia bisa menyesatkannya dan
menghalanginya untuk bertaubat… (Faidhul
Qadir, jld.2 hal.148)
Kedua, kesurupan, dengan jin masuk ke tubuh
manusia adalah kejadian yang hakiki, kenyataan
dan bukan khayalan.
Abdullah bin Imam Ahmad pernah bertanya
kepada ayahnya,
ﺇﻥَّ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﻳَﺰْﻋُﻤُﻮﻥَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﺠِﻨِّﻲَّ ﻟَﺎ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻓِﻲ ﺑَﺪَﻥِ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴِﻲِّ
“Sesungguhnya ada beberapa orang yang
berpendapat, bahwa jin tidak bisa masuk ke
badan manusia.”
Imam Ahmad menjawab,
ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻲَّ ﻳَﻜْﺬِﺑُﻮﻥَ ﻫُﻮَ ﺫَﺍ ﻳَﺘَﻜَﻠَّﻢُ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺴَﺎﻧِﻪِ
“Wahai anakku, mereka dusta. Jin itulah yang
berbicara dengan lisan orang yang dirasuki.”
Setelah membawakan keterangan ini, Syaikhul
Islam memberi komentar,
ﻭَﻫَﺬَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻗَﺎﻟَﻪُ ﺃَﻣْﺮٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭٌ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﺼْﺮَﻉُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻓَﻴَﺘَﻜَﻠَّﻢُ
ﺑِﻠِﺴَﺎﻥٍ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﺮِﻑ ﻣَﻌْﻨَﺎﻩُ ﻭَﻳُﻀْﺮَﺏُ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺪَﻧِﻪِ ﺿَﺮْﺑًﺎ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ
ﻟَﻮْ ﺿُﺮِﺏَ ﺑِﻪِ ﺟَﻤَﻞٌ ﻟَﺄَﺛَّﺮَ ﺑِﻪِ ﺃَﺛَﺮًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ . ﻭَﺍﻟْﻤَﺼْﺮُﻭﻉُ ﻣَﻊَ
ﻫَﺬَﺍ ﻟَﺎ ﻳُﺤِﺲُّ ﺑِﺎﻟﻀَّﺮْﺏِ ﻭَﻟَﺎ ﺑِﺎﻟْﻜَﻠَﺎﻡِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻘُﻮﻟُﻪُ
“Apa yang disampaikan Imam Ahmad adalah
masalah yang terkenal di masyarakat. Orang
yang kerasukan berbicara dengan bahasa yang
tidak bisa dipahami maknanya. Terkadang dia
dipukul sangat keras, andaikan dipukulkan ke
onta, pasti akan menimbulkan sakit. Meskipun
demikian, orang yang kesurupan tidak
merasakan pukulan dan tidak menyadari
ucapan yang dia sampaikan.”
Beliau juga menegaskan,
ﻭﻣﻦ ﺷﺎﻫﺪﻫﺎ ﺃﻓﺎﺩﺗﻪ ﻋﻠﻤﺎً ﺿﺮﻭﺭﻳﺎً ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻨﺎﻃﻖ ﻋﻠﻰ
ﻟﺴﺎﻥ ﺍﻹﻧﺲ ، ﻭﺍﻟﻤﺤﺮﻙ ﻟﻬﺬﻩ ﺍﻷﺟﺴﺎﻡ ﺟﻨﺲ ﺁﺧﺮ ﻏﻴﺮ
ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ
Orang yang menyaksikan kejadian kesurupan,
dia akan mendapatkan kesimpulan yang
meyakinkan bahwa yang bicara dengan lidah
manusia dan yang menggerakkan badannya
adalah makhluk lain, selain manusia (Majmu’
al-Fatawa, jld.24 hal.277)
Ketiga, ulama sepakat, jin bisa MERASUKI tubuh
manusia
Hal ini sebagaimana ditegaskan Syaikhul Islam
dalam fatwanya,
ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﻳﻨﻜﺮ ﺩﺧﻮﻝ ﺍﻟﺠﻦ ﺑﺪﻥ
ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﻭﻏﻴﺮﻩ، ﻭﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮ ﺫﻟﻚ ﻭﺍﺩﻋﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺸﺮﻉ
ﻳُﻜﺬﺏ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﻛﺬﺏ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺸﺮﻉ، ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺍﻷﺩﻟﺔ
ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻣﺎ ﻳﻨﻔﻲ ﺫﻟﻚ
“Tidak ada satupun ulama islam yang
mengingkari jin bisa masuk ke badan orang
yang kesurupan dan lainnya. Orang yang
mengingkari hal ini dan mengklaim bahwa
syariat mendustakan anggapan jin bisa masuk
ke badan manusia, berarti dia telah berdusta
atas nama syariah. Karena tidak ada satupun
dalil syariat yang membantah hal itu.”
(Majmu’ al-Fatawa, jld.24 hal.277)
Keempat, sebab terjadinya kesurupan
Syaikhul Islam menjelaskan,
ﺇﻥ ﺻﺮﻉ ﺍﻟﺠﻦ ﻟﻺﻧﺲ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﻦ ﺷﻬﻮﺓ ﻭﻫﻮﻯ
ﻭﻋﺸﻖ ﻛﻤﺎ ﻳﺘﻔﻖ ﻟﻺﻧﺲ ﻣﻊ ﺍﻹﻧﺲ …
“Jin yang merasuki manusia bisa saja terjadi
karena dorongan syahwat atau hawa nafsu atau
karena jatuh cinta. Sebagaimana yang terjadi
antara manusia dengan manusia…”
ﻭﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﻭﻫﻮ ﺍﻷﻛﺜﺮ ﻋﻦ ﺑﻐﺾ ﻭﻣﺠﺎﺯﺍﺓ ﻣﺜﻞ ﺃﻥ
ﻳﺆﺫﻳﻬﻢ ﺑﻌﺾ ﺍﻹﻧﺲ ﺃﻭ ﻳﻈﻨﻮﺍ ﺃﻧﻬﻢ ﻳﺘﻌﻤﺪﻭﻥ ﺃﺫﺍﻫﻢ
ﺇﻣﺎ ﻳﺒﻮﻝ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻭﺇﻣﺎ ﻳﺼﺐ ﻣﺎﺀً ﺣﺎﺭﺍً ﻭﺇﻣﺎ ﺑﻘﺘﻞ
ﺑﻌﻀﻬﻢ ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻹﻧﺲ ﻻ ﻳﻌﺮﻑ ﺫﻟﻚ ، ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺠﻦ
ﺟﻬﻞ ﻭﻇﻠﻢ ﻓﻴﻌﺎﻗﺒﻮﻧﻪ ﺑﺄﻛﺜﺮ ﻣﻤﺎ ﻳﺴﺘﺤﻘﻪ ، ﻭﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ
ﻋﻦ ﻋﺒﺚ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺷﺮ ﺑﻤﺜﻞ ﺳﻔﻬﺎﺀ ﺍﻹﻧﺲ
“Bisa juga terjadi karena kebencian atau
kedzaliman (yang dilakukan manusia), misalnya
ada orang yang mengganggu jin atau jin
mengira ada seseorang yang sengaja
mengganggu mereka, baik dengan mengencingi
jin atau membuang air panas ke arah jin atau
membunuh sebagian jin, meskipun si manusia
sendiri tidak mengetahuinya. Namun jin juga
bodoh dan dzalim, sehingga dia membalas
kesalahan manusia dengan kedzaliman melebihi
yang dia terima. Terkadang juga motivasinya
hanya sebatas main-main atau mengganggu
manusia, sebagaimana yang dilakukan orang
jelek di kalangan manusia.” (Majmu’ al-Fatawa,
jld.19 hal.39)
Kesimpulan:
Fenomena kerasukan jin adalah kenyataan yang
tidak mungkin dibantah. Di samping kejadian di
lapangan, realita ini juga dibuktikan dengan
dalil Alquran, hadis dan kesepakatan ulama.
Satu-satunya golongan yang mengingkari
realita ini adalah mu’tazilah, dan para pemuja
akal sedernhana yang mengikuti jejaknya.
Ada banyak sebab, mengapa jin merasuk ke
dalam tubuh manusia, bisa karena motivasi
cinta dan bisa sebaliknya, karena kebencian....
Wallahu a’lam...