Oleh Ust ; Faisol Elserangi
Rabu, 2 April 2014
Siang itu saya menuju rumah seorang murid yang
telah beberapa hari tidak masuk kelas tanpa
alasan. Sebagai wali kelas, saya terpanggil
sekaligus mempunyai beban moril untuk
mengetahui sebab kenapa Mawar -sebut saja
demikian- tidak masuk2 kelas.
Tiba di tempat tujuan, saya disambut oleh ibu dan
pamannya sementara Mawar menyembunyikan
dirinya sesaat ketika mengetahui kedatangan
saya.
Setelah berbasa-basi sedikit, saya pun bertanya,
"Bu, kenapa Mawar beberapa hari ini tidak masuk
ke sekolah?" tanpa tedeng aling-aling ibu itu
menjawab, "Anak saya tergila-gila pada lelaki,
pak. Dinasehatin ga nurut.
Malah ngebantah. Yg
lebih parah lagi malah mengatai-ngatain ke orang
tuanya dengan perkataan kasar bahkan mendoain
agar cepat mati.
Akhirnya bapaknya kesal dan
karena kesalnya ia melarang anaknya ke sekolah
karena percuma dididik juga kalau ternyata
tingkahnya seperti itu."
Mendengar hal ini, saya mencium ada gelagat
yang tidak beres dari diri Mawar. Maka saya pun
meminta izin kepada ibu dan pamannya untuk
meruqyah Mawar.
Setelah Mawar dipanggil, saya
menyuruhnya untuk berwudhu dan kemudian
menghadap kiblat. Ruqyah dengan ayat-ayat
standar pun meluncur plus ditambah surat ash-
shoffat 1-10.
Sesaat kemudian saya pun
menanyakan kemungkinan adanya reaksi, seperti
mual, kedutan, atau mungkin ada yang berjalan-
jalan di dalam tubuhnya.
Ia menafikan semua itu.
Sampailah kemudian saya bertanya, "Apakah ada
rasa panas di tubuhnya?" Langsung Mawar
mengangguk dan menunjukkan ulu hatinya. Saya
bertanya lagi "apakah kamu pernah dikasih
makanan atau minuman oleh lelaki itu?"
"Minuman," jawab Mawar singkat.
Ruqyah dilanjut... saya mengarahkan jin yang ada
dalam tubuh Mawar agar segera hengkang keluar
setelah sebelumnya saya tuntun juga Mawar agar
mengucapkan bahwa ia tidak rela dan tidak ridho
tubuhnya di tempatin oleh jin2 tersebut. Punggung
belakangnya saya tepuk2 dengan ringan, dan saya
meminta kepada ibunya untuk memijit paha
Mawar dengan pijitan ringan.
Alhamdulillah,
nampaknya para syaithon itu mau keluar dengan
ditandai ada sesuatu -semacam kesemutan yang
menjalar dari lutut Mawar ke ujung jari kakinya yg
sebelah kiri.
Prosesi selesai, sepintas saya lihat wajahnya pun
sudah sumringah dan cerah.
Terakhir sayapun
bertanya tentang kondisi batinnya Mawar sebelum
dan setelah diruqyah.
Ia jawab bahwa sekarang
perasaannya lebih tenang dan tentram.
Saya
nasehatin agar ia menjaga sholatnya dan tidak
lagi bersikap dan bertindak menyakiti orang
tuanya.
Besoknya..... Mawar membenarkan janjinya untuk
masuk kelas.