Aris Fathoni
Ditulis ulang oleh Aris Fathoni Spdi (081384422754)
Seorang bapak pensiunan Brimob berusia 60 tahunan, di
penghujung tahun 2004 datang dari Ciputat ke kantor
Majalah Ghoib untuk diruqyah, karena merasa sering
batal (buang angin) saat sedang melaksanakan shalat
wajib.
Bapak ini mengetahui Majalah Ghoib dari seorang
Kiyai, guru ngajinya, yang juga ketua pengurus masjid di
daerah Kedaung. Kiai ini juga pernah datang ke Majalah
Ghoib untuk diruqyah dan menyarankan kepadanya untuk
datang.
Dari sebuah buku terbitan Majalah Ghoib yang
dibacanya tentang ruqyah, ia bertambah yakin untuk
segera datang ke kantor Majalah Ghoib serta
menyerahkan jimat yang selama ini ada di tangannya.
Jimat ini (didapat) berawal, ketika sekitar tahun 1988,
kakak iparnya / kakak istrinya yang bernama Mbak lmah
(bukan nama sebenarnya), tiba-tiba menjadi seorang
paranormal, di daerah Ciputat. Suami Mbak lmah, dulunya
adalah seorang anggota Brimob.
Kemudian pindah ke
kepolisian dinas umum. Karena di kepolisian dinas umum
hubungannya banyak dengan masyarakat umum di
lapangan, Suami Mbak lmah tersebut, ketika sedang
bertugas akhirnya kecantol dengan wanita lain. Karena
perasaan bingung dan panik, Mbak lmah kemudian pergi
ke, paranormal untuk meminta tolong, agar suaminya
kembali kepadanya.
Dan itu memang terbukti, dengan bantuan sang
paranormal yang didatanginya tersebut, kehidupan
bersama suaminya, kembali harmonis. Kemudian sang
paranormal membujuk, dengan menjelaskan bahwa Mbak
lmah bisa juga menjadi seorang paranormal yang dapat
menolong siapapun.
Semenjak itu, profesi paranormal ditekuni Mbak lmah
dengan profesional. Ketika praktik menjadi paranormal,
Mbak lmah, mengaku mendapat bantuan ghoib dari
Kanjeng Ratu Pantai Selatan. Mbah lmah dalam waktu
dekat sudah sangat terkenal ke mana-mana dan
pasiennya sangat banyak.
Pernah Mbak lmah bisa menemukan senjata seorang
polisi yang hilang, dengan jaminan waktu hanya sebulan
saja. Suatu ketika di tahun 2001 Mbak lmah menyuruh
bapak ini menjualkan rompi loreng seharga Rp 100.000
sebagai jimat kepada anggota kepolisian atau siapa saja
yang mau.
Tapi semenjak ia sering membaca buku tentang Islam,
ia menjadi mengerti bahwa jimat-jimat ini adalah sumber
kemusyrikan. Sehingga sampai saat ini ia tidak mau
menjualnya kepada siapapun, karena takut dimurkai
Allah. Akhirnya dengan mengharap perlindungan dari
Allah, bapak ini menyerahkan jimat tersebut ke Majalah
Ghoib untuk dimusnahkan.
Bentuk Hemat
Hemat ini berbentuk sebuah baju rompi, berwarna loreng,
seperti seragam TNl. Pada bagian dalamnya terdapat
sebuah lapisan tambahan yang bertuliskan rajah-rajah
berbahasa arab dengan tinta warna merah berbahan
dasar hitam. Pada lapisan kain hitam tersebut,
bertuliskan beberapa ayat suci al-Qur'an, seperti surat
Al-Fath ayat: 29. Sebuah gambar bulan sabit yang di
atasnya terdapat tiga buah bintang juga terpampang di
sana. Sementara tulisan-tulisan rajah berbahasa arab
lainnya, tidak jelas maksud dan maknanya.
Kesaktian Hemat
Hemat baju rompi bergizi agar si pemakainya, tidak
mempan atau kebal dari senjata tajam dan peluru yang
akan mengenai dirinya. Hemat rompi ini juga diyakini
memiliki kekuatan yang berasal dari Kanjeng Ratu pantai
Selatan.
Bongkar Hemat
Inilah potret kehidupan masyrakat kaum muslimin pada
umumnya, di mana kesyirikan telah mendarah daging dan
telah membuat gelap hati banyak orang. Pemahaman
aqidah mereka sudah sangat 'rentan', sehingga kesyirikan
yang sesungguhnya sangat membahayakan keislaman itu,
sudah menjadi hal yang biasa untuk dikerjakan. Pergi ke
paranormal untuk meminta pertolongan terhadap masalah
yang sedang dihadapi menjadi alternatif baru yang sedang
digandrungi sebagian besar masyarakat kaum muslimin.
Padahal dalam sebuahnya hadits Rasulullah telah
menjelaskan tentang hal ini kepada kita. Simaklah
riyawat berikut ini, Aisyah berkata, "Orang-orang datang
ke Rasulullah dan bertanya tentang dukun-dukun.
Rasulullah menjawab: 'Mereka itu tidak ada apa-apanya.
"Lalu ada yang berkata: 'Wahai Raulullah, sesunguhnya
mereka kadang-kadang memberitahu kepada kami berita
(perkiraan) yang benar-benar terjadi. Rasulullah
menjawab: Kalimat itu bersumber dari kebenaran yang
telah dicuri jin, kemudian disampaikan ke telinga walinya
(dukun / paranormal). Tapi jin telah mencapur kebenaran
dengan seratus kebohongan. " (HR Riwayat Bukhari).
Sementara, baju rompi berwarna loreng yang kemudian
disulap menjadi jimat dan benda keramat ini, diyakini bisa
melindungi si pemakai dari benda atau senjata tajam
yang akan melukainya. Itu adalah sebuah keyakinan
yang menyesatkan. Karena yang bisa melindungi diri kita
dari berbagai bentuk marabahaya hanyalah Allah SWT.
Sementara setiap kejadian yang akan menimpa siapapun
sudah dengan ketentuan Allah (QS. al-Qomar ayat 49).
Termasuk celaka atau tidaknya seseorang ketika akan
dilukai oleh senjata tajam atau senjata api. Jadi tindakan
bapak ini, untuk tidak menjual jimat ini kepada siapa pun,
adalah sebuah bentuk perbuatan yang menjaga
dirinya dan orang lain dari perbuatan kemusyrikan.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua.
Ghoib Edisi 33 Th. 2/27 Dzulhijjah 1425 H / 7 Februari
2005 M