Dilema ini terjadi ketika adanya pemahaman beberapa saudara kita yg menilai kami sering berbasa basi serta berkasih sayang dengan para syaithan saat kami mempraktekkan ruqyah tanpa adanya kekerasan…
Inilah kesalahpahaman dari beberapa saudara kami tercinta yg menilai kami hanya “mengelus-ngelus” syaithan tanpa memeranginya dan menegasinya…
Padahal sekali-kali TIDAK DEMIKIAN…
Kami pun sama dgn mereka yg sedang “memerangi” syaithan….
Namun perlu digaris bawahi bahwasannya RUQYAH SYAR’IYYAH yg diandalkan adalah inti keyakinan kita kpd Allah, tadharru’ kita, kemantapan hati kita, ketenangan jiwa kita, serta ketawakkalan kita kpd Rabb semesta alam…
BUKAN DENGAN MENGANDALKAN OTOT….
Saat kita meruqyah, yg kita hadapi bukan hanya syaithan-syaithan yg terkutuk…. kita juga harus memperhatikan kondisi fisik pasien… jangan mentang2 kesurupan lalu kita perlakukan seenak hati kita… dengan embel embel JIHAD kita injak2 pasien, kita ludahi, kita pukuli… bukan ! Itu bukan jihad namanya !
Justru itulah KASIH SAYANG KEPADA SYAITHAN yang SESUNGGUHNYA !!!
Mengapa demikian ???
Karena SYAITHAN KROCO yg ada di dalam tubuh pasien berhasil menjatuhkan peruqyah ke dalam jurang amarah dan emosi yg tinggi serta merasa benar dgn tindakan kasarnya….
Padahal Allah Ta’ala sendiri paling benci dgn perangai yg kasar, sbagaimana yg disebutkan dalam hadits riwayat ibnu hibban dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallalahu’alaihi wa sallam pernah bersabda “salah satu penghuni neraka itu adalah JA’ZHARI yaitu orang sombong lg KASAR perangainya..”
Maka sungguh kekasaran dan emosi yg meluap tidak akan pernah membuat syaithan takut dan jera, apalagi keluar dari tubuh korban..
Justru ia akan semakin menjadi-jadi dan malah membuat berbagai tipu daya yg lebih besar karena ia telah menjadikan peruqyah sebagai KEKASIH mereka tanpa disadari oleh peruqyahnya…
Mereka pun akhirnya tau letak kelemahan peruqyah di saat peruqyah itu berhasil tersulut emosinya….maka tak heran jika banyak syaithan yg bandel dan banyak bertingkah polah, karena cara menghadapinya dgn dikasari, yaitu dgn cara yg memang dikehendaki syaithan agar ia bisa MERUSAK TUBUH PASIEN dan membuat peruqyah smakin lalai bahwa sesungguhnya yg kuasa itu Allah bukan dirinya….
Dan sungguh syaithan itu jauh lebih TAKUT dan TUNDUK kpd mereka yg lebih tenang dan lebih andap asor saat sedang “berduel”…
Syaithan akan kalah telak saat mereka dihadapi dgn penuh ketadharu’an kpd Allah …
Mungkin ada yg berkata:
“Eh ngawur kamu Zar masa kita gk boleh nglawan syaithan dan membalas tindakannya !? Kan kita didzalimi !!! Saudara kita juga didzalimi !!!”
Maka saya jawab :
“Eh mas bro, justru dgn sikap tenang lah kita bisa MENGHAJAR PARA SYAITHAN BIADAB ITU !!! Justru dgn sikap kita yg “stay cool” kita sedang membuat syaithan itu GAK BERDAYA… ini BUKAN BERKASIH SAYANG ! LEMBUT TIDAK SELALU MENUNJUKKAN KASIH SAYANG, sbagaimana angin yg terasa lembut tp ia bisa merobohkan rumah… kami TEGAS tp kami gk suka main KASAR….”
Lalu mengapa ketenangan dan kelembutan saat meruqyah adalah senjata ampuh utk menaklukkan syaithan ???
Krn dgn ketenangan itulah yg menjadi sebab utama kita DIMENANGANGKAN Allah dari makar mereka !!!
Seperti apa makar mereka ?
Makar mereka sebenarnya ada banyak, namun saya sebutkan makar yg paling sering terjadi saja… yaitu dgn memancing emosi peruqyah dgn tingkah polah yg menjengkelkan…
Nah di saat mereka berbuat demikian, hadapilah dgn penuh ketenangan,,, insya Allah kita pun dimenangkan atas para syaithan tsb…
Hal ini sbagaimana yg disabdakan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ketika beliau melihat orang yg sdang bergulat :
أفلا أدلكم علي من هو أشد منه؟؟؟ رجل ظلمه رجل فكظم غيظه فغلبه وغلب شيطانه و شيطان صاحبه
“Maukah kalian aku tunjukkan orang yg jauh lebih kuat dari orang ini ? (Yaitu) orang yg didzalimi oleh orang lain, tetapi ia mampu menahan amarahnya, hingga ia mampu MENGALAHKAN amarahnya, MENGALAHKAN SYAITHAN yg ada pada dirinya, dan MENGALAHKAN SYAITHAN yg MENGGANGGU SAUDARANYA..”
Ibnu hajar berkata bahwa sanad hadits ini hasan….
Ingat.. BAHWA BERPERANG MELAWAN SYAITHAN GOLONGAN JIN ITU BERBEDA DENGAN PEPERANGAN MELAWAN SYAITHAN DARI BANGSA MANUSIA….
Bukan otot yg diandalkan saat melawab mereka… namun dgn HATI yg berpasrah penuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala
….
~Sokaraja, 30 Agustus 2014~