Perdana Akhmad Lakoni Ucap Yuli dengan tatapan mata kosong..... terpancar kesedihan diwajahnya.
Berkali kali ucapan "Maak aku minta kawin" bagaikan sebuah rekaman otomatis yang keluar dari bibir manisnya.
Sudah berbulan bulan Yuli yang lulusan sarjana S1 ini terkena gangguan kejiwaan setelah kedua orang tuanya menolak lamaran pacarnya lalu akhirnya sang pacar meninggalkan Yuli terluka bathinnya.
"Tolonglah Pak Ustadz, sembuhkan anak kami Yuli, kami sekarang ikhlas dia menikah dengan siapapun asalkan anak gadis kami sembuh" ucap Ibunya dengan penuh harap kepada diriku.
"Saya hanya bisa berdoa dan berikhtiar, saya akan coba meruqyah anak ibu semampu saya" ucapku dengan tulus.
Lalu aku membuat sebuah ramuan rendaman mujarab dari campuran daun bidara, daun sirih, jeruk nipis yang dicampur dalam seember besar air lalu meruqyahnya.
"Yuli, sini kamu" ucapku seraya menuntun yuli masuk kedalam gentong air.
Bagaikan robot Yuli dengan pandangan kosong menuruti perintahku dan masuk kedalam tong air.
Alhamdulillah aku ruqyah Yuli dengan ketulusan hati ingin mengobati gadis manis ini. Senandung demi senandung bacaan ruqyah aku perdengarkan pada yuli sembari mengguyurkan air herbal yang sudah diruqyah itu ke seluruh tubuhnya.
Orang tua yuli menyaksikan prosesi pengobatan dengan penuh harap agar anaknya bisa sembuh.
Aku mengobati Yuli berhari hari, dengan penuh ketulusan menerapinya sepenuh hati.
Alhamdulillah akhirnya terpancar cahaya diwajah Yuli dan matanya tidak menatap kosong lagi.
Pada satu kesempatan khusus Yuli akhirnya curhat padaku sembari berurai air mata mengatakan " Ustadz, hatiku hancur sehancur hancurnya, sebab kedua orang tuaku tidak menyetujui aku menikah dengan pria yang aku cintai, akhirnya entah mengapa dada ini terasa sangat nyeri dan kepalaku sangat sakit dan aku akhirnya hilang kesadaran dan baru sadar sudah bertemu dengan Pak Ustadz"
Saya lalu memberikan tauziyah dan nasihat pada Yuli dan membesarkan hatinya agar kuat menghadapi cobaan Allah.
Lalu tiba tiba hatiku kok juga terasa nyeri.... oh ternyata hatikupun terluka.
Yuli... bisikku dalam hati "betapa engkau mengharapkan sempurnanya cinta namun apa daya tak dapat menggapainya akhirnya jiwamu hampa. Kisahmu penuh dengan pelajaran bahwa sesungguhnya cinta itu bisa berakhir bahagia namun bisa berakhir sengsara yang merusakkan kesadaran jiwa"
Aku lebih tidak beruntung darimu, aku mencintai seseorang yang tidak mencintaiku, minimal kekasihmu sudah berusaha, namun diriku.... yang kucinta malah menepis rasaku dengan seketika....
Tak lama orang tua Yuli datang, terpancar kebahagiaan dihati mereka, anak gadisnya telah kembali sadar seperti sedia kalanya. Berkali kali terucap kalimat terimakasih dari orang tua yuli, sebelum pergi saya menasihati kedua orang tuanya agar segera mencarikan jodoh yang Yuli cintai dan langsung dinikahkan.
Lalu orang tua Yuli pulang dengan membawa kegembiraan sembari menyelipkan amplop tebal kekantong bajuku...
"Uang..... " bisikku dalam hati " tidak akan dapat membeli cinta sejati, biarlah cintaku tergantung dilangit tinggi, ada 73 bidadari syurga yang menanti diri ini yang akan memperebutkan cinta sang mujahid yang syahid. Aku ikhlas dengan cobaan di dunia ini karena aku juga sesungguhnya terluka jiwa karena tak pernah berbalas cintanya...." Dan aku mengakhiri kisah ini dengan menerawang pandangan keawan nan tinggi.
(Kisah nyata disertai gubahan prosa cinta)
By : Pujangga Cinta Ilahi