Bangkai Tikus Mediator Penglaris
Oleh : Hasan Al-Jaizy
Di Cilangkap ini, ada penjual bubur yang dagangannya cepat sekali habis karena laku keras. Banyak yang antri. Antrian itulah yang membuat rasa penasaran banyak food-hunter dan lainnya. Akhirnya makin pada antri takut kehabisan. Secara mata manusiawi, pemandangan itu biasa saja. Tak ada keanehan.
Beberapa guru sekolahan negeri terdekat, juga rajin membeli. Kata mereka, memang enak. Oke. Nah, permasalahan dimulai dari sini:
Karena naluri emak-emak kalau ada masakan banyak penggemarnya, pasti kepo racikannya apa sih. Kok bisa seenak itu? Suatu kala, saat tukangnya lagi ngapain gitu, seorang guru yang berstatus sebagai emak-emak, buka tempat bubur yang masih panas itu. Dia ubek-ubek dengan centong. Lho kok ada benda hitam di dalam? Gede pula. Apa sih? Tambah kepo. Diangkat sedikit pakai centong, ternyata seonggok besar tikus werok (tikus got) yang sudah mati tentu saja.
Melihat emak itu macam-macam lakunya, penjualnya langsung menarik dia ke pojokan. Mengancam 'awas kalau kasih tahu siapa-siapa'. Guru itu bertanya itu buat apa. Jawabnya itu cuma buat penglaris. Karena diancam, maka bu guru itu parno juga.
Tapi namanya juga emak-emak, kecoa mati juga kadang bisa heri (heboh sendiri), maka dia pun meriwayatkan kisah ini kepada emak-emak lain yang kemudian pada jadi hera (heboh rame-rame). Yang tadinya derajatnya cuma Ahad, kini kian bertambah menjadi rahasia umum yang mutawatir. Dan semua sanadnya muttashil ke bu guru tersebut.
Selesai cerita.
Soal penglaris, tidak selalu berupa rajah, lafal, tempelan gulungan, atau lainnya. Bisa jadi media penglaris anjuran dukun adalah racikan yang ditambah. Dan keleus ini, racikannya nambah bangkai tikus gede. Sudah barang tentu ini semua permainan setan. Dan ini syirik akbar!
Bagi yang jarang wiridan, dan ga baca bismillah sebelum makan, ya bakal kerasa enak itu bubur. Kan makannya bareng setan. Iya. Siapapun yang makan minum ga pake basmalah pasti makan bareng setan. Bagi setan, itu enak.
Matching. Jin kafir itu suka makan sesampahan, bangkai, kotoran dll.
Kenapa kok medianya pakai bangkai tikus?
Dukunnya licik, hasutan setan. Karena bubur itu akan tersebar dan setiap penikmatnya, sama dengan memberi makan setan yang ada di para pelanggan. Pada kegirangan. Bubur tersebut sudah haram secara dzat karena mengandung unsur haram. Itu tinjauan syariat. Tinjauan kesehatan: bisa kita katakan itu berpenyakit. Dan saat sudah kena penyakitnya, pelanggan mudah dibisikkan buat datang aja ke dukun fulan. Jadi, mereka berkonspirasi dan ada silogisme antara jin titipan dengan jin masing-masing korban.
Kadang beberapa warung makan memakai penglaris, yang kalau insan ahli dzikir masuk, akan terasa tidak enak di dalam warung. Tidak nyaman. Ketidaknyamanan itu biasanya di perut yang agak mual, atau minimal: kepala seperti agak pusing atau terasa ada lingkaran yang dipasang di kepala. Tapi kadang kita tidak menyadarinya, karena secara nalar insani, ah palingan pusing kecapean atau apa gitu. Bisa juga. Tapi perlu waspada pokoknya jaman sekarang mah.
Tikus ini semasa hidupnya secara dzat tidak najis, kecuali kalau kita tahu jelas di bulunya ada kotoran najis. Tapi saat wafat, secara dzat ia jadi najis, karena haram dikonsumsi, meskipun disembelih.
Kemudian, tikus juga kerap menjadi tunggangan setan untuk mengganggu dan memudharatkan manusia. Ini ada haditsnya. Hadits berkaitan dengan anjuran mematikan lentera dan pelita saat malam kala kita tidur. Setan bisa menginstruksikan tikus untuk menyenggol petromak supaya jatuh dan apinya merebak kemana-mana.
Juga, sebagian dukun santet menggunakan jin untuk menginstruksikan tikus-tikus untuk mengganggu rumah atau keluarga yang disantet. Tapi jangan curigai dan tuduh semua tikus. Tidak semua tikus menjadi media. So, kalau antum ketemu tikus, jangan langsung memfitnah dia sebagai anggotanya setan. Belum tentu. Siapa tahu dia mampir murni secara tulus mau cari rizki, atau tulus mau mengganggu tanpa ada komando siapa-siapa.
Seperti di kediaman kami dulu, pernah diserang sekian lama oleh tikus-tikus yang tak pernah ada habisnya. Kejanggalan demi kejanggalan terjadi. Karena sebenarnya dengan santet semacam ini (diserang binatang secara masif), kita diuji kesabarannya. Kalau mengumpat, setan-setan malah senang, menguat, membesar dan menguasai. Tapi kalau sabar, usaha dan tawakkal ke Allah, mereka akan kelak hilang. Dan itu yang kita rasakan, ternyata kesabaran dan keimanan bisa melumpuhkan sihir jenis ini.
Sebagian atau kebanyakan orang, tidak sabaran saat kena sihir semacam ini. Langsung menyalahkan fulan, fulan, fulanah atau anggota keluarga. Padahal itu malah menambah senang mereka.
Juga santet toko dan ruko. Kasusnya banyak. Biasanya karena iri atau takut disaingi. Kesabaran dan tawakal adalah kunci. Jangan tempuh cara singkat alternatif ke dukun. Jangan juga tempuh cara meminta kepada jin yang biasa membisiki hati untuk membereskan.
Ala kulli hal, inilah kenyataan masyarakat. Dakwah tauhid itu butuh dan harus terus diulang digalakkan. Kaum muslimin perlu dibimbing tauhidnya sebelum lainnya, walau lainnya juga ada pentingnya.
Anda yang masih pake jimat, atau susuk, atau nyimpan benda berharga yang diisi jin, atau masih punya semacam 'sugesti' khadam dan pengikut, baiknya bertaubat dan azamkan meninggalkan semua itu. kalau masih make, ke depannya kacau: perceraian, cekcok dengan anak, dan bisa-bisa saat wafat, ruhnya dicabut sakit banget.
Setan suka dengan perceraian. Saya menyaksikan sendiri percekcokan suami istri secara kebetulan (dengan izin Allah) yang disebabkan mereka dikirim sihir tafriq (sihir untuk meretakkan hubungan rumah tangga). Saat itu istrinya kena dan kekuatannya saat meminta cerai, bukan kekuatan manusiawi. Tanpa disadari hadirin, saya perhatikan jemari tangannya, ternyata sudah tidak manusiawi. Jemarinya kaku melurus tapi terkesan memanjang. Kuntilanak. Sebagian kuntilanak memang dipakai dukun buat menghasut keluarga.
Sebagaimana pula dalam hubungan sex, sihir tafriq berpengaruh. Ada laporan dari rekan bahwa dirinya sudah bernafsu dengan istrinya bercumbu dengan panasnya, namun maaf-maaf saat mereka sudah telanjang, tiba-tiba nafsu keduanya hilang. Berulang begitu sampai saling frustrasi. Ini ulah sihir. Akhirnya ruqyah mandiri dan hancurlah setannya.
Juga di antara efek sihir tafriq, setiap melihat istri berpakaian mengundang birahi, justru suaminya melihatnya jelek seperti nenek-nenek. Dan juga bisa sebaliknya.
Juga di antara efek sihir tafriq, suami lebih tertarik dengan wanita lain daripada istrinya sendiri tanpa sebab logis.
Juga di antara efek sihir tafriq, suami lebih suka jajan di luar dan malas memakan masakan istri tanpa alasan logis.
Juga di antara efek sihir tafriq, suami lebih suka menyalahi istri padahal kesalaham kecil, sampai menzhaliminya, memukulnya, mempermalukannya dan menghinakannya.
Tidak semua kengerian di atas disebabkan sihir, melainkan bisa juga karena karakter asli. Tapi percayalah, segala keretakan rumah tangga, selalu ada setan yang bahagia dengannya.