KESAKTIAN KIKUN, USTADUN, DUKUN BUKAN KAROMAH
Karomah merupakan kemampuan luar biasa yang di berikan Allah kepada wali-wali-Nya, dikarenakan keimanan dan ketakwaan mereka dan sebagai bentuk bantuan agar meraka tetap istiqomah. Dan wali Allah hanyalah hamba-hamba-Nya yang tunduk dan patuh baik secara zahir maupun batin, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, membenarkan kabar ghaib-Nya serta menegakkan syriat-Nya, mencintai apa yang di cintai-Nya , membenci setipa apa yang dibenci-Nya, marah terhadap apa saja yang membuat marah-Nya marah, menyeru kepada apa yang menjadi seruan-Nya, melarang apa yang menjadi larangan-Nya, memberikan harta untuk sesuatu yang mampu mendatanagkan cinta-Nya, menahan harta dari sesuatu yang mengundang murkan-Nya.
Dan sebagai bentuk mahrnya mencintai Allah harus mengikuti sunnah Rasulullah seperti firman Allah ;
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ {31} قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَالرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
'' Katakanlah: Jika memang kamu cinta kepada Allah, maka turutkanlah aku, niscaya cinta pula Allah kepada kamu dan akan diampuniNya dosa-dosa kamu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi penyanyang.” (Ali Imran: 31-32).
Barangsiapa beranggapan bahwa orang yang meninggalkan kewajiban Allah dan melanggar laranagan-Nya baik dia seorang yang berakal ataw gila, sadar atau tidak , diyakini sebagai wali Allah yang bertakwa, hizbullah yang selamat, dan mereka di anggap sebagai ahli ilmu dan iman, sedangkan ia tidak menunaikan kewajiban Allah dan tidak meninggalkan larangan-Nya, maka orang yang memiliki keyakinan seperti itu telah keluar dari agam islam, dan tidak dianggap bersaksi bahwa Nabi Muhamad adalah utusan Allah, bahwa ia telah mendustakannya dalam kesaksiannya. Karena Nabi Muhamad mengabarkan bahwa wali Allah hanya mereka yang beriman dan bertakwa seperti yang di tegaskan Allah dalam firman-Nya ;
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ مُ
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (10: 62)
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (10: 63)
Merupakan tindakan bodoh dan kerdil bila mengukur kewalian seseorang hanya mendasarkan atas fenomena an munculnya kehebatan dan keanehan lalu diklaim sebagai bentuk karomah, tanpa mengukur perbuatan dan ucapannya dengan timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Imam Syafi'i menetapakan , bahwa mengikuti dan meneladini Sunnah termasuk dari tanda keimanan, sementara menentang Sunnah sebagai tanda kebid'ahan. Tanpa memperhatikan kehebatan ahli bid'ah, apakah sekedar permainan sulap belaka ataw kebohongan yang mereka sebut dengan istilah karomah. Maka yunus bin Abdul A'la berkata ; '' Aku berkata kepada muhamad bin Idris Syafi'i '' Teman kita, Al- Laits bin Sa'ad pernah berkata bahwa jika ia melihat seorang pengikut hawa nafsu bisa berjalan di atas air, ia tetap tidak akan memperrcayai,'' Maka Imam Syafi'i menukas ; Ucapan itu masih kurang, aku tambahkan '' jika aku menyaksikan seorang pengikut hawa nafsu terbang di luar angkasa, aku tetap tidak akan percaya kepadanya [ sebelum ucapan dan perbuatannya dicocokkan dengan Sunnah ]
Sebab orang orang kafir dan musyrik juga mampu nujuk kemampuan yang aneh dan kehebatan yang luar biasa,seperti yang ditegaskan Ibnu Taimiyah, '' Banyak dari kalangan kaum kuffar dan musysrikin, terutama ahli kitab memiliki kemampuan mukasyafaat [ menyingkap tabir rahasia ] dan kehebatan supranatural luar biasa yang berasal dari bantuan setan mereka, bahkan mereka lebih hebat. Karena seseorang semakin sesat dan semakin kufur, maka setan semakin dekat dengannya, namun semua kelebihan dan keanehan mereka bercampur dengan kedustaan dan kepalsuan serta amalan mereka berbaur dengan kejahatan dan kemaksiatan sebagaimana yang dilakukan oleh para tukang sihir dan dukun. Maka Allah berfirman ;
(221). هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ
Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun?
(222). تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ
Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
(223). يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ
mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta. [QS-Asy-Syu'ara 221-223]
Semua wangsit yang datang dari setan pasti berlumuran dengan kedustaan dan kejahatan dalam bentuk apapun kerja samanya. semoga Allah memberi hidayah kepada mereka yang masih dalam lumpur kesyirikan.
Herbal Ruqyah Mojokerto - Membongkar Dunia Klenik.