Dokter Arifianto Apin
Resep buat gangguan jin
Sebagai orang yang pekerjaannya sehari-hari berhubungan dengan berbagai macam manusia, dokter kadang-kadang menghadapi hal-hal yang tidak selalu berkaitan dengan kompetensi klinisnya. Kemarin misalnya, setelah memeriksa anak untuk kunjungan kontrolnya, saya membincangkan beberapa hal dengan ibunya, dan sampai ke suatu pembicaraan.
"Anak saya ini bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa lihat lho, Dok," cerita si Ibu.
"O ya?" tanggap saya, biasa saja.
"Dia kadang cerita, kalau lihat ini, itu, padahal nggak ada siapa-siapa," lanjut si Ibu.
"Wah, ada jin yang nemenin anak Ibu, kayanya," saya menatap si bocah berusia 2 tahun yang tenang saja ekspresi mukanya. Tidak menangis. Padahal biasanya anak-anak meronta ketakutan jika diperiksa dokter.
"Jadi saya harus gimana, Dok?" tanya si Ibu serius.
"Mungkin kakeknya "menitipkan" sesuatu ke cucunya, makanya dia jadi seperti ini?" tanyaku.
"Kakeknya sudah meninggal pas dia lahir. Memangnya bisa?" tanya Ibu.
"Dirukyah saja, Bu. Ibu dan bapaknya sendiri yang merukyahnya," kutanggapi tanpa menjawab pertanyaannya.
"Gimana caranya, Dok?"
"Ibu bisa melakukan rukyah mandiri. Dengan ayat-ayat Al-Quran. Tidak harus memanggil orang untuk merukyah anak Ibu," aku menulis beberapa ayat di kertas, dan memberi penjelasan singkat kapan dan di mana dibacanya. Beberapa kali saya pernah berinteraksi dengan para ustadz yang paham ilmu rukyah syar'iyyah, jadi mengerti sedikit ilmunya. "Nanti kalau tidak berhasil, Ibu boleh panggil ustadz yang paham cara merukyah. Tapi jangan salah panggil ya Bu. Nanti yang datang malah dukun," ujarku setengah bercanda.
"Nanti kalau saya bingung, saya tanya dokter ya," kata si Ibu.
"Boleh Bu," jawabku sambil menyerahkan kertasnya.
(Beberapa referensi tentang rukyah bisa dibaca salah satunya di https://almanhaj.or.id/2693-tata-cara-r
uqyah-yang-benar.html )