KAIDAH KE 7
Kaidah ke 7 lebih fokus pada kejiwaan pasien yang harus diluruskan tentang kekeliruannya dalam memahami masa depan,dan ujian.Kewajiban seorang peruqyah untuk memperbaikinya.
٧.المستقبل بيد الله فلا تفكر فيه
7.HARI ESOK DITANGAN ALLAH JANGAN ENGKAU PIKIRKAN
Ketika pasien itu memikirkan tentang esok hari/masa depan,berharap hidup dalam hayalan,dan dalam pikiran yang tidak produktif,maka angan-angan dan bisikan-bisikan setan dan firasat-firasat yang menggelisahkan akan cepat ia rasakan,akibatnya ia tidak peduli dengan nikmat yang ia miliki,dan ia tidak puas dengan kehidupannya.Hal-hal diatas akan mewariskannya keraguan dalam masalah ketentuan/taqdir Allah dan membuat keimanannya kepada Allah melemah,yang pada akhirnya masalahnya berkembang menjadi kecenderungan kearah iri dan dengki,semoga Allah menjauhkan kita dari hal diatas.
Jadi sudah menjadi kewajiban peruqyah untuk menjelaskan hal diatas kepada pasien,dan dimanakah posisinya dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya,dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.”(HR. Tirmidzi;dinilai hasan oleh Al-Albani).
Jadi keamanan,kesehatan,dan terpenuhinya makanan untuk hari itu merupakan pondasi kehidupan seluruhnya,maka tergesa-gesa dalam urusan masa depan merupakan bentuk lemahnya keyakinan.
Diriwatkan ada seorang lelaki bertanya pada Abdulloh bn 'amru bn Al-'aash:" Bukankah anda diantara orang-orang fakir muhajirin? Abdulloh berkata pada lelaki itu:" Apa engkau punya istri tempat engkau berkumpul? Lelaki itu menjawab:" aku punya".Apa engkau punya tempat tinggal? Lelaki itu menjawab:" iya saya punya".Abdulloh berkata:"Maka engkau termasuk orang kaya".Lelaki itu berkata:"Aku juga punya pembantu".Abdulloh berkata:" Maka engkau termasuk seorang raja".(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam menafsirkan firman Allah dalam surah al-Maidah:20).
Apa yang dijelaskan diatas tidak berarti kita tidak mempersiapkan masa depan kita,karena perhatian seseorang terhadap hari esoknya bukti ia memiliki akal,tetapi ada perbedaan antara memperhatikan tentang masa depan dengan bersusah-susah dalam memikirkannya,dan ragu/bingung tentangnya.Apabila pasien bertanya pada anda:"Kapan saya akan sembuh? Kenapa orang lain sehat-sehat saja? Maka katakan padanya:" Ujian itu adalah sunnah Allah terhadap semua makhluk-Nya.Allah Ta'aala berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?(Al-Ankabut:2).
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah".(Albalad:4).
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشجرة ورقها.
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya".(HR.Muslim).
Didalam riwayat lain dikatakan:
حَتَّى يَمشي على الارضَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
"Sehingga ia berjalan diatas dunia tanpa dosa sedikitpun".(HR.At-Turmuzi).
Dalil dari pasien itu akan sembuh dengan izin Allah adalah diambil dari kalimat" Sehingga ia berjalan".
Demikian semoga bermanfaat.Aamiiin.
وصلى الله على محمد وآله وصحبه وسلم.والحمد لله رب العالمين.والله تعالى اعلى و اعلم.
Ustad Salahudin Sunan Al-sasaki