بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Hari ini,berkat rahmat dan taufiq Allah semata,kita melanjutkan kajian kaidah-kaidah ruqyah.Kaidah ke 8 ini agak rumit bahasanya dan harus putar otak dalam memahami ide penulisnya.Untuk itu saya menyadari segala kekurangan saya.Bila ada kekeliruan silahkan di perbaiki.Terima kasih.
KAIDAH KE 8
بسم الله الرحمـــن الرحيم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على خاتم النبيين وعلى آله وصحبه أجمعين.أما بعد:
٨.لا توهم مريضك أثناء تشخيصك
8.JANGAN MENYEBABKAN PASIEN BINGUNG PADA SAAT DIAGNOSA
Ilusi dan sangkaan adalah hal yang dihembuskan pada manusia.Seandainya engkau mencari kebenaran,maka engkau pasti tidak mampu memintanyanya.Untuk itulah Allah 'azzawajalla menghinakan sangkaan itu dalam firman-Nya:
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ.
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan".(Yunus:36).
Dan Allah 'azzawajalla telah melarang mengikuti ilusi dan mengira-ngira.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya".(Al-Isra' : 36).
Jadi seharusnya pikiran dan praktek lapangan seorang peruqyah itu jauh dari sangkaan dan dibuat-buat hingga data-data itu bersih dari pasien kemudian dipecahkan dengan cerdas,juga seorang peruqyah harus menggunakan akal dan pikirannya lalu mengambil solusi yang tepat yang didasari oleh ilmu dan kecerdasan.Sebagian peruqyah,semoga Allah memberikan mereka petunjuk,menjauhi diagnosa yang hakiki hanya karena kebiasaan yang kuat atau karena sangkaan lemah sebelumnya.Akhirnya peruqyah tersebut tidak terbantu dalam memecahkan masalah pasien ini.Karena ketika ia berlepas diri dari fakta-fakta,maka ia berburu darinya apa yang menopang ide yang mantap dalam pikirannya.Ia tidak peduli terhadap apa yang merusak fakta-fakta tersebut,sehingga solusinya menjadi dangkal dan tanpa persiapan.Untuk itu perlunya memisahkan antara perasaan dan pikiran kita agar fakta-fakta yang diperlukan trasparan bukan di bungkus oleh ilusi yang penuh perasaan.
Sudah menjadi kewajiban peruqyah untuk memiliki catatan yang akan menentukan:" Apa sih masalah pasien ini ?" Kadang terjadi pembicaraan yang hangat antara peruqyah dan pasien yang tanpa ujung yang pada dasarnya tanpa mengetahui masalah pasiennya,hingga terjadilah kerancauan,dan berbenturanlah pendapat-pendapat juga diagnosa yang tak berguna.Agar bisa terhindar dari benturan, seharusnya peruqyah itu menjelaskan masalah yang sedang terjadi,dan menentukan ciri-ciri penyakitnya.Setelah itu akan timbul sumber masalah yang di namakan - RIWAYAT PENYAKIT - inilah penyebab yang mendorong masalah tersebut tampak nantinya,dan peruqyah itu meninjau kembali catatan pasiennya kedalam riwayat sakitnya hingga dapat menentukan karakteristik dari masalah pasiennya.Setelah solusi diatas yang mungkin saja terjadi hingga pasien kembali tertata kehidupannya : Apakah gangguan jiwa (was-was)? Ataukah penyakit fisik yang dibarengi oleh gangguan setan? Dan dilakukan seperti itu..,agar tidak banyak usulan-usulan hingga pasien ini terbentur masalahya pada beberapa peruqyah,yang mana setiap peruqyah mendiagnosa penyakitnya.S98atunya mengatakan 'ain dan yang lainnya mengatakan sihir,dan yang lainnya lagi mengatakan dicintai jin,demikian seterusnya.
Solusi yang paling baik agar anda lepas dari fakta-fakta yang meliputi peyakit adalah: Bila penyakit fisik yang ada hubungannya dengan gangguan setan - dan ini yang banyak terjadi - yang harus anda lakukan adalah mengusir setan ini dengan cara yang sesuai dan dengan niat DAKWAH dan SEMBUH,setelah itu anda arahkah agar mengobati penyakit fisiknya ke rumah sakit,maka dalam hal ini kita satukan alquran sebagai asal dari pengobatan dengan pengobatan yang tersedia yaitu; sebab-sebab yang berfungsi sebagai obat sebagaimana yang diperbuat oleh Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam terhadap Saad radiallohu 'anhu ketika berkata kepada Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam:"
Aku Pernah sakit,Rasulullah صلى الله عليه وسلم datang dan menjengukku, beliau meletakan tanganya diatas dadaku, sehingga aku merasakan dingin tangan beliau didadaku. Lalu Beliau bersabda : " Engkau terserang hepatitis.Temuilah Al Harts Ibn Kaldah dari Tsaqit. Ia seorang ahli pengobatan. Suruh ia mengambil 7 buah kurma ajwah dari Madinah, tumbuk dengan biji-bijinya, kemudia suruh ia mencekokkanya kedalam mulutmu." (HR. Abu Daud).
Tambahan dari saya:
Dari hadist diatas kita telah diajarkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم cara pengobatan hepatitis yang baik yaitu dengan cara menumbuk 7 kurma sekaligus dengan bijinya kemudian diberikan untuk dimakan oleh penderita hepatitis Insya Allah dengan seizin Allah subhaanahu wa ta'aala penyakit yang diderita akan sembuh.
Demikian semoga bermanfaat.Aamiiin
وصلى الله على محمد وآله وصحبه وسلم.والحمد لله رب العالمين.والله تعالى اعلى و اعلم.