KENAPA RUQYAH MEMAKAI GARAM ?
1. Rasulullah Mengusap dengan Air Garam
Ali bin Abi Thalib berkata, “Ketika Rasulullah sedang shalat, beliau disengat Kalajengking. Setelah beliau selesai shalat, beliau bersabda, ‘Semoga Allah melaknat Kalajengking yang tidak membiarkan orang yang sedang shalat atau yang lainnya.’ Lalu beliau mengambil sewadah air dan garam. Kemudian beliau usap bagian anggota badan yang disengat Kalajengking, seraya membaca surat al-Kafirun, al-Falaq dan anNas. ”
(HR. Thabrani dan dishahihkan Syekh al-Albani dalam Kitab as-Silsilah, no. 548. Imam al-Haitsami mengatakan: ‘Sanad haditsnya hasan (baik)’. Lihat Kitab Majma’uz Zawaid: 5/111).
2. Rasulullah Mengguyur dengan Air Garam
Ali bin Abi Thalib berkata, “Pada suatu malam, ketika Rasulullah sedang shalat, saat beliau meletakkan tangannya di atas tanah (sedang sujud), ada Kalajengking yang menyengatnya.
Kemudian beliau mengambil sandal (terompahnya), lalu membunuhnya. Setelah selesai, beliau bersabda, ‘Semoga Allah melaknat Kalajengking yang tidak membiarkan orang yang sedang shalat atau yang lainnya, juga tidak pandang nabi atau lainnya.’ Lalu beliau mengambil sewadah air dan garam, dan mencampurkannya di wadah (baskom).
Kemudian beliau mengguyurkannya ke tangan yang disengat Kalajengking, dan mengusapnya seraya membaca surat al-Falaq dan an-Nas .” (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Abi Syaibah).
3. Rasulullah Merendam dengan Air Garam
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Ketika Rasulullah sedang sujud dalam shalatnya, jari beliau disengat Kalajengking.
Setelah selesai shalat, beliau bersabda,’Semoga Allah melaknat Kalajengking yang tidak memandang nabi atau selainnya.’ Lalu beliau mengambil wadah (ember) yang berisi air dan garam. Kemudian beliau meletakkan bagian tangan yang tersengat Kalajengking dalam larutan air dan garam (merendamnya) , seraya membaca surat al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Nas, sampai beliau merasa tenang (rilek).” (HR. al-Baihaqi dan Imam al-Haitsami menyatakan bahwa sanad hadits tersebut hasan)
JIka dikaji dari sisi ilmiah tanpa dibarengi dengan menggabungkan dari sisi syariat maka tentu yang menyembuhkan adalah garam sebab garam menurut penuturan Imam Ibnul Qayyim “Garam sangat diperlukan tubuh manusia dan merupakan unsur utama dalam makanan. Banyak benda yang kita pakai memerlukan garam dalam perawatannya. Seperti emas dan perak.
Garam mengandung zat yang bisa menjadikan emas semakin nampak warna kuningnya, dan perak semakin kinclong warna putihnya. Bisa juga untuk memutihkan gigi, menguatkan gusi, menetralisir bahaya racun , mencegah menjalarnya luka atau borok, serta banyak manfaat lainnya.” (Lihat Kitab Thibbun Nabawi: 310).
Ibnu Sina, berkata, “Garam berfungsi untuk menetralisir racun yang ada akibat sengatan Kalajengking (binatang berbisa lainnya). Karena dalam garam ada zat yang bisa menyedot dan menetralisir racun. Racun akibat sengatan Kalajengking mengandung unsur panas. Maka dari itu Rasulullah memadukan antara air yang dingin dengan garam yang bisa meneralisir. Dan ini merupakan pelajaran bagi kita, bahwa pengobatan penyakit yang diakibatkan racun adalah dengan mendinginkan dan mentralisirnya.” (Kitab Faidhul Qadir: 5/270)
Ustad Perdana