Muhammad Faizar
Ternyata keberadaan USKUN ngga cuma ada di
Indonesia saja...
Di bumi para nabi ini pun ada juga beberapa
USKUN yg melakukan prakteknya secara
terang2an dgn dibalut metode yg "seakan"
syar'ie...
Kmrn sore baru pertama kalinya aku melihat
proses pengobatan si USKUN, cara ia mengetes
keberadaan jin, sihir, atau ainul hasad dlm
tubuh seseorang sangatlah unik...
Yaitu dgn cara mengikatkan seutas benang dan
kunci yg dijepit di dalam al-Qur'an..
Lalu ia membaca awal surat yasin dan
beberapa do'a lain sambil berkata yg artinya :
"Jika dia terkena gangguan jin bergeraklah ke
arah kanan, dan jika ia terkena ia terkena sihir
bergeraklah ke kiri...!!!"
Saat itu jg qur'an yg dipegang diantara jari
pasien dan jarinya mulai bergerak kesana
kemari..
Stelah jelas kmana condongnya qur'an itu
barulah ia memastikan bahwa dlm diri orng tsb
ada jin atau sihir...
Yg bikin aku bertanya-tanya, ia menanyakan
nama pasien dan nama ibunya,,, aku tringat
perkataan salah seorang guruku syaikh Wahid
Abdussalam Bali dlm kitab beliau ash-Sharimul
Battar fittashaddiy lissaharatil asyraar
bahwasannya itu trmasuk dri ritual S I H I R...
Stelah pasien pertama sudah diperiksa dan
diberi minum, dia kembali mau memeriksa
pasien kedua...
Di sinilah aku membaca ayat pembatal sihir di
dalam hati sambil menatap ke arah kunci yg ia
pegang,, di saat itu qur'an TIDAK bergerak
sama skali, pdahal kami smua tau
bahwasannya pasien yg sdang diobati itu
memang terkena gangguan jin yg lumayan
membandel...
Saat qur'an tidak bergerak dia bilang
bahwasannya ia tidak ada apa2nya dan
keadaannya pun baik2 saja...
Kami smua keheranan, bgitu jg dgn pasien
kedua ini..
Lalu syekh itu meminta pendapatku ttg kondisi
pasien kedua ini, maka aku pun bilang bahwa
dia memang ada jinnya !
Akhirnya uskun itu memintaku utk membuktikan
apa yg aku katakan...ia sangat yakin bahwa
pasien kedua ini tidak ada jinnya krn qur'annya
tak bergerak saat ditanyai...
Maka aku meminta pasien berdiri sejenak
sambil membacakan do'a2 ruqyah dan
menunjuk tepat pada titik utama gangguannya,
tak ada satu menit pasien langsung
sempoyongan kesana kemari, teriak, dan
bereaksi keras...
Pasien yg sebelumnya diobati pun ikut muntah2
dan bereaksi...
Stelah menyaksikan bahwa ternyata
diagnosanya salah, ia berkata bahwa jin
memang akan hadir ktika dibacakan qur'an, dan
jin yg bereaksi itu hanyalah qorin.....
Ketika itulah kami berdiskusi sdikit ttg ruqyah
yg ia praktekkan...
Pertama ttg mengapa ia bertanya nama pasien
bserta ibunya..
Ia menjawab bahwasannya nama pasien dan
ibu hanyalah penguat agar prakteknya smakin
efektif, dia jg berkata bahwasannya kelak di hari
kiamat nama yg akan dipanggil adalah nama
anak dan nama ibu..
Pdahal sudah jelas di dalam hadits bahwa
nama anak nasabnya dinisbatkan ke bapak
bukan ke ibu,,,
Saat ditanya darimana sumber rujukannya, dia
bilang dari atsar yg tertera dalam kitab
manaqibus-shalihin karya Fahruddiin arraazi
Yg kedua ttg al-Qur'an yg ia ikat dgn benang
dan kunci yg dijepit :
Ia berkata bahwasannya jin tdk akan mungkin
bisa menyentuh al-Qur'an, jd yg hadir itu
adalah KHODAM malaikat yg ditugaskan Allah
utk menjaga stiap huruf di dalam al-Qur'an...
Dalil dia : "Inna nahnu nazzalna dzikra wa
innaa lahu lahaafidzuun"
Aku tanya : "Apa ada ulama yg menafsirkan
bahwasannya hafidzun pada ayat itu adalah
malaikat ??"
Dia gk bisa jawab...dia ngotot bahwa itu kalam
Allah...
Padahal malaikat tidak akan turun kecuali atas
perintah Allah..
"Wama natazzalu illa bi amri robbik.."
Yg ketiga ttg jin yg merasuk ke tubuh manusia,
dia mengingkarinya, krn di dalam al-Qur'an tdk
tertera ayat yg mengatakan ttg itu...
Yg ada hanyalah al-Massu yaitu sentuhan jin,
jin hanya bisa menyentuh tak bisa masuk ke
tubuh...
Lalu saya mengutip perkataan ibnu Taimiyyah
dalam majmu' fatawa ttg jin yg merasuk ke
tubuh manusia..
dia menjawab panjang lebar dan intinya dia
berkata : "kita mengikuti Rasulullah atau
Taimiyyah..?!"
Aku smakin gk sreg, knp banyak kontradiksi dlm
hujjah2nya..
Klo memang mengikuti Rasulullah, knp dia
mendahulukan atsar ttg nasab yg kembali ke
ibu ketimbang nasab yg kembali ke bapak ?
Padahal Rasulullah sendiri telah menjelaskan
nasab anak itu kembali ke bapak....
Diskusi kami sudahi walau msh banyak uneg2
yg pengen diutarakan saat itu...
Saya benar2 menghimbau utk saudara
saudariku, baik yg ada di Mesir maupun di
Indonesia agar lebih waspada terhadap praktek
perdukunan yg ada...
Jgn tertipu oleh gelar "ustadz", "kyai", "syaikh",
"ajengan", dsb...
Waspadalah slalu karena aqidah kita yg
menjadi taruhannya....