Sebagai peruqyah, kadang juga tidak luput dari fitnah. Mengingat yang dihadapi tidak hanya syaitan dari golongan jin tapi juga manusia.
Maka tidak mnutup kemungkinan syaitan yang ahli tipu muslihat melancarkan tipu dayanya dari berbagai arah dan bentuk. Di sinilah kita harus bijak menyikap tatkala tuduhan nyeleneh yang ditujukan pada peruqyah. Bukan berarti peruqyah itu orang yg suci. Mereka juga manusia biasa tdk lepas dri khilaf dan salah. Jika dituduh peruqyah keras atau memukul, mungkin bsa saja diterima. Karena peruqyah ada yang lembut dan ada yang tegas (kalau tdk mau disebut keras). Tinggal pilih, mau ke peruqyah lembut atau tegas.
Namun kita harus hati2 menyimpulkannya, dan sebaiknya bertabayun dulu. Apalagi jika yg melapor adalah orang faisk.
Firman Allah s.w.t. “Hai orang-orang yang beriman! kalau datang kepada kamu orang fasik membawa berita, periksalah dengan saksama supaya kamu tidak mencelakakan suatu kaum dengan tidak diketahui, kemudian kamu menyesal atas perbuatan itu” (Ayat 6 : Surah Al-Hujurat)
Beberapa waktu lalu saya pun mendapat aduan dri salah seorang pasien yang positif gangguan jin. Namun sebelumnya ia sudah datang ke beberapa peruqyah, tapi sayangnya belum tuntas. Sempat 1 kali sy ruqyah, tp karena perlawanannya prontal dan jin bgtu leluasa menguasai jasadnya, saya sadarkan dan ruqyah sy hentikan.
Beberapa harinkemudian, si ibu menghubungi saya melalui hp. Saat diberikan tausiah dan tazkiyyah, serta mngajaknya bertaubat. Ibu ini mengaku telah berbuat dosa dengan berselingkuh. Parahnya ia mengatakan selingkuhannya adalah peruqyah sebelumnya.
"Saya memang salah ustadz, saya sudah selingkuh." Ujarnya dengan nada sedih.
"Astagfirullah..ibu, sudahlah, yg berlalu biarlah berlalu, ibu taubati dan jangan diulangi!" Saran saya.
"Tapi selingkuhan saya ini adalah peruqyah juga ustadz,".
"Innalillah.. siapa dia ibu, jangan2 dia bukan peruqyah tapi dukun".
"Bukan...dia kenal ko sama sampean."
"Baiklah, ceritakan pada saya, jika dia benar peruqyah maka harus ditindak".
"Tapi ustadz janji ya, jangan cerita ke siapa-siapa, demi Allah".
"Iya, sy janji demi Allah untuk kebaikan".
"Ustadz janji tdk akan membuka aib orang kan?, janji ya demi Allah".
"Saya janji demi Allah tdk mmbuka aibnya". (Harus hati2 salah-salah kita bisa terikat perjanjian dgn jin). Nampaknya si ibu tdk mengerti maksud saya demi Allah untuk kebaikan, tapi jika tdk untuk kbaikan maka akan sy ungkap agr bsa jd plejaran.
Akhirnya ia pun bercerita dari A-Z. Hingga terjadi perselingkuhan.
merujuk SOP jika dia memang peruqyah pastilah pasien harus didampangi mahromnya, tdk berduaan. Agak sulit untuk memastikan apakah kisah itu benar atau hanya karangan belaka untuk menyebarkan fitnah. Dan di sinilah perlu kehati-hatian peruqyah agar menjauhi hal yg berpotensi menimbulkan fitnah.
Menyikapi hal ini, Alhamdulillah, saya dapat ilham, diingatkan tentang sifat Iblis dan balatentaranya. Sifat yang membuat Iblis dilaknat oleh Allah dan membuat syaitan-syaitan binasa. Adalah sifat sombong, ug melekat pada Iblis dan balatentaranya.
Kadang sikap ini bisa trbaca pd sorotan mata, bahasa tubuh & tekann bahasa itu sendiri. dari situ juga ketahuan apakah yang berbicara tersebut manusia atau syaitan yang ada di jasadnya. Tapi saat itu, saya tdk melihat tanda-tanda itu. Karena beliau bercerita lewat telp.
"astagfirullah...Maaf bu, saya tdk bisa begitu saja mempercayai apa yang ibu katakan karena tdk ada bukti yg meyakinkan"
"Saya sudah menduga pak ustadz pasti tdk percaya, saya memang tdk ada bukti, mungkin memang sy yg salah karena berlebihan menanggapi perhatiannya" ujarnya dgn nada memelas.
"Baiklah, kalau begitu coba ibu katakan bahwa jin yg ada ditubuh ibu itu lemah, kecil, kerdil, dan jelek".
Ibu itu diam beberapa saat hingga saya memanggilnya berulang-ulang. "Ibu, coba ibu katakan!"
"Iya"
"Iya apa ibu? Ktakan dulu, jin yg ada d tubuh ibu itu kecil, kerdil, lemah, hitqm, dan sangat jelek, jelek sekali
"Saya harys gimana ya stadz, saya bingung".
"Ga usah bingung, ibu ucapkan dulu apa yg sy katakan td, sy ingin ibu berikrar dan berpikir demikian, ini bagian dr terapi. Katakan bahwa jin yg ada di tubuh ibu itu kecil, kerdil, hitam, dan jelek!"
"Ga.... saya tdk lemah, saya itu kuat, tinggi, besar, dan saya tampan."
"Haha... kamu kan? Mau mencoba mendustai saya kamu, dasar jin lemah, laknatullah"
"Ustadz ini maunya apa sih, ngajak berantem terus".
"Saya ga ngajak berantem, siapa yg mau berantem. Sy mau kamu bertaubat, sebelum Allah mencabut nyawu, kullun nafsin jaa iqotul maut.."
"Ga, saya ga mau melepas tubuh ini, Ustadz itu yang lemah, tdk bisa apa-apa. Saya ini kuat"
"Kamu yg lemah, bisa apa sih kamu?"
"Saya bisa apa saja, sekarang ini saya jalani,"
"Hahaha... kamu itu lemah, bersembunyi d tubuh wanita itu lemah... sebesar apa sih kamu bersembunyi d tubuh wanita yang sekecil itu"
Saya pun membacakan ayat ruqyah hingga si ibu merasa lemas dan telp putus.
Subhanallah, Siapapun tdk mnyukai sifat sombong bahkan org sombong sendiri tdk suka dgn si sombong. Krn itu tdk ada cara paling jitu utk mnghancurkn sifat sombong itu,selain duduk mengaji lagi.
Iblis awalnya bagian dari malaikat Allah yg diciptakan dari api seperti halnya golongan jin. Namun karena kesombongannya ia dilaknat oleh Allah.
Kisahnya, tatkala Allah memerintahkan para malaikat dan ikut bergabung bersama mereka si Iblis, untuk sujud penghormatan kepada Adam, maka seluruh malaikat sujud sebagai kepatuhan terhadap perintah Allah .
Namun Iblis enggan, dengan congkaknya ia menolak, beralasan ia lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah. Murkalah Rabbul Alamin kepadanya dan diusirlah dia dari surga.
Allah berfirman menceritakan kesombongan Iblis, Dan ingatlah ketika Kami berkata kepada para malaikat, “Sujudlah kalian sebagai penghormatan kepada Adam!”
Maka mereka semua sujud, kecuali Iblis, dia enggan dan sombong, dan jadilah dia termasuk orang-orang kafir. (al- Baqarah: 34)
Sejak saat itu, jadilah kesombongan sebagai awal dosa yang diperbuat oleh makhluk.
Rasulullah telah mengancam orang yang sombong dalam sabdanya:
ﻻَ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻣِﺜْﻘَﺎﻝَ ﺫَﺭَّﺓٍ ﻣِﻦْ ﻛِﺒْﺮٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya ada kesombongan walau seberat semut yang kecil.” (HR. Muslim)
Sifat sombongbitu pulalahbyang melekat pada setiap balatentara iblis, yaitu syaitan aduwallah..
Maka hendaklah kita membuang rasa sombong ini dari hati kita dengan cepat menerima kebenaran, sesuai ataupun tidak dengan hawa nafsu kita, dan hargailah hamba-hamba Allah , jangan mengangkat diri di hadapan mereka, namun tawadhu’lah.
Rasulullah menerangkan tentang kibr atau sombong dengan sabdanya,
ﺍﻟْﻜِﺒْﺮُ ﺑَﻄَﺮُ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﻏَﻤْﻂُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ
“Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Muslim)...
Subhanallah
Alhamdulillah, percakapan ini sempat saya rekam dan sudah saya serahkan kpada Ketua Yayasan QHI, Ust Muhammad Zunaidi. Barangkali dapat dijadikan arsip dan dpt diambil ibrohnya.
semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita dan menjadikan kita hamba-Nya yang tawadhu.