Tips mencegah kerugian waktu, tenaga dan finansial bagi peruqyah yang tidak mentarif
Oleh : Perdana Akhmad S.Psi
Sudah terlalu banyak peruqyah yang tidak dihargai oleh pasien yang memberikan infaq tidak wajar pada peruqyah yang sudah bersusah payah menterapi pasien dengan mengorbankan waktu dan tenaganya.
Kasus terakhir saya mencoba tidak mentarif pada pasien, saya katakan " Ibu... saya dari mesuji ke bandar lampung 5 jam perjalanan naik mobil sendiri untuk meruqyah anak ibu yang kena gangguan jiwa" saya memberikan semacam "kode" agar si Ibu mengerti bahwa saya berkorban uang bensin, pake kendaraan sendiri yang memerlukan perawatan dan berkorban waktu lama juga tenaga terkuras dalam perjalanan.
Alhamdulillah setelah saya selesai meruqyah saya diberi Rp.50.000,00 , sambil menarik nafas panjang dan istighfar saya berbaik sangka pada sang ibu walau punya rumah besar tapi mungkin hutangnya banyak dan harus nombok ratusan ribu sebab perjalanan jauh..
Seminggu kemudian ibu tersebut menelpon " Alhamdulillah ustadz anak saya berhenti merokok dan tidak marah marah lagi perkembangannya bagus, kapan pak ustadz bisa kembali meruqyah anak saya?"
Saya lalu blak blakan bahwa saya menuju kerumah ibu tersebut biayanya besar PP nyopir naik mobil sendiri bisa habis 400 ribu, saya mengorbankan waktu mencari nafkah buat keluarga dan kesehatan fisik untuk meruqyah anaknya.
Saya lalu menawarkan agar diruqyah peruqyah terdekat saja tapi sang ibu berkeras anaknya suka diterapi dengan saya, saya katakan saya belum punya waktu tuk datang lalu ibu berkeras mau datang ke mesuji saya lalu katakan saya sibuk dikantor Insya Allah nanti dijadwalkan ulang.
Tips agar kita tidak dirugikan dan tetap bisa menjaga keikhlasan bagi peruqyah tidak mentarif adalah :
1. Jika kita diundang kerumah pasien baik jauh atau dekat, peruqyah harus kalkulasikan biaya transportasi yaitu uang "bensin, perawatan kendaraan" dan secara terbuka memberitahukan pada pasien standart biayanya.
2. Jika ada biaya akomodasi / penginapan sebab tempatnya jauh maka mintalah pada pasien agar menyiapkan akomodasinya.
3. Saat pasien mengatakan " berapa saya memberi infaq untuk ustadz ?"
a. Jangan mengatakan infaq "seikhlasnya" tapi katakan infaq " terbaik yang bisa diberikan"
b. Jangan katakan "seadanya" tapi katakan "sepenuh yang bisa anda berikan"
c. Berikan info rata rata pasien memberikan infaq, katakan saya misalnya " saya rata rata diberikan infaq setiap selesai ruqyah antara Rp. 200.000,00 sampe pernah terbesar Rp.10.000.000."
4. Beri sugesti " Jika anda memberikan infaq terbaik yang bisa diberikan pada saya semoga kesungguhan anda dicatat Allah dan doa kita semua semakin diijabah Allah"
Wallahu a'lam.