Teknik Melepas Jin Khodam
=======================
Jin khodam atau prewangan adalah jin secara khusus berinteraksi dengan manusia dan dimintai jasanya. Kali ini kita tidak sedang membahas hukumnya. Tetapi cara sederhana berlepas diri dari khodam yang pernah membantu tersebut.
Mengapa perlu berlepas diri ?
Perjalanan pengalaman hidup kadang adalah guru paling bijak.
Salah satu pelajaran penting dalam urusan jin adalah jangan pernah bekerja sama dengan mereka.
Karena tidak ada yang gratis dalam kerjasama itu, dan selalu ada resiko berat di kemudian hari.
Jika saat ini masih merasa dibantu oleh jin, segara pikirkan ulang.
Jika sudah terlanjur, gimana cara melepasnya?
Diruqyah...ini jawaban yang lazim kita dengar.
Ikrar pemutus...ini juga yg pernah kita tahu.
Adakah cara yang lebih sederhana, dan menenangkan hati?
Ada.
Simak kisah dalam Tafsir Ibnu Katsir berikut.
Penggalan kisah dalam Tafsir Surah Al Ahqaf ayat 29-32.
Kisah ini tentang Sawad Ibnu Qarib r.a. beliau sebelum masuk Islam adalah tukang tenung.
Berikut Penuturan Umar Bin Khaththab :
Umar berkata kepadanya, "Hai Sawad, ceritakanlah kepada kami kisah permulaanmu masuk Islam."
Sawad r.a. menceritakan bahwa sesungguhnya ketika ia tinggal di India, dia mempunyai teman jin.
Sawad melanjutkan kisahnya, "Ketika aku sedang tidur di suatu malam, tiba-tiba teman jinku datang kepadaku dalam mimpiku, lalu berkata kepadaku, 'Bangunlah dan pahami serta pikirkanlah. Jika engkau berakal, sesungguhnya telah diutus seorang rasul dari keturunan Lu'ay ibnu Galib'.
Lalu jin itu mengucapkan syair berikut, 'Aku merasa heran dengan jin dan gerakannya dalam mempersiapkan unta kendaraannya, lalu memacunya menuju ke Mekah mencari petunjuk.
Tiadalah jin yang baik itu sama dengan jin yang jahat.
Maka bangkitlah kamu menuju ke manusia yang terpilih dari kalangan Bani Hasyim, dan perhatikanlah apa yang diajarkannya.'
Kemudian jin itu menyadarkanku dan membuatku terkejut, lalu berkata, 'Hai Sawad ibnu Qarib, sesungguhnya Allah telah mengutus seorang nabi, maka bangkitlah kamu menemuinya, niscaya engkau mendapat petunjuk dan bimbingan".
Pada malam kedua dia datang lagi dan membangunkan diriku seraya mengucapkan, 'Aku heran dengan jin dan pencariannya, dia mempersiapkan kendaraannya dan memacunya menuju ke Mekah mencari petunjuk, tiadalah kedua telapak kakinya sama dengan ekornya. Maka bangkitlah kamu menemui orang pilihan dari Bani Hasyim, tiadalah jin yang beriman itu sama dengan jin yang kafir.'
Dengan berulang-ulangnya kejadian itu terhadap diriku, maka timbullah dalam hatiku rasa cinta kepada Islam dan ingin tahu akan Rasulullah Saw. menurut apa yang dikehendaki oleh Allah Swt.
Maka aku berangkat dengan mengendarai unta kendaraanku yang telah kupersiapkan untuk itu.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, sampailah aku kepada Rasulullah Saw. yang saat itu beliau di Mekah, sedangkan orang-orang yang mengelilinginya masih belum begitu banyak.
Ketika Nabi Saw. melihatku, maka beliau bersabda, 'Selamat datang denganmu, hai Sawad ibnu Qarib, kami telah mengetahui apa yang telah disampaikan olehnya.'
Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, saya telah menggubah syair. Maka dengarkanlah syair saya ini.' Rasulullah Saw. bersabda, 'Bacakanlah, hai Sawad!' Maka aku membacakan syairku:
Jin temanku telah datang di malam hari sewaktu tidur, dan apa yang kualami dalam tidurku itu bukanlah dusta.
Tiga malam berturut-turut dia datang dengan mengucapkan,
'Telah datang kepadamu seorang Rasul dari Bani Lu'ay ibnu Galib. '
Maka kusingsingkan kainku dan kukendarai unta kendaraanku menempuh padang pasir, dan aku bersaksi bahwa Allah tiada Tuhan selain Dia (yang berhak disembah), dan bahwa engkau adalah orang yang tepercaya terhadap semua yang gaib. Dan bahwa engkau adalah rasul yang paling dekat hubungannya dengan Allah, hai putra orang-orang yang mulia lagi baik.
Maka perintahkanlah kepadaku sesuai dengan apa yang disampaikan kepadamu, wahai sebaik-baik rasul, sekalipun memerintahkan kami untuk memasuki sarang serigala. Semoga engkau menjadi syafaatku kelak di hari yang tiada pemberi syafaat kepada Sawad ibnu Qarib selain engkau.
Setelah mendengar syair itu Rasulullah Saw. tertawa sehingga kelihatan gigi serinya, dan berkata kepadaku, 'Engkau beruntung, hai Sawad'."
Lalu Umar r.a. bertanya kepadanya,
"Apakah teman jinmu itu masih juga datang kepadamu?"
Sawad menjawab, "Sejak aku membaca Al-Qur'an, dia tidak pernah lagi datang kepadaku, dan sebaik-baik pengganti adalah Kitabullah."
Kemudian Imam Baihaqi menyandarkan hadis ini melalui dua jalur yang lain.
--------
Apa pelajaran penting dalam kisah diatas?
Saat hati dan diri kita telah diisi dg Al Qur'an, dan Al Qur'an telah benar benar menjadi "sahabat" dalam keseharian kita, maka sahabat/khodam/prewangan dr bangsa jin akan dengan sendirinya pergi.
Persoalannya kemudian, kenapa kita yang sudah membaca Al Qur'an, kadang masih mengalami gangguan?
Mungkin perlu meluangkan waktu lebih banyak untuk bersama Al Qur'an, membaca terjemahan dan tafsirnya.
Hingga seperti Kalimat Sawad Ibnu Qarib diatas
Kitabulloh adalah sebaik baik pengganti.
Kualitas interaksi dg Al Qur'an
Persoalan kita mungkin disini. Dan ini kuncinya.
Ini pula mgkn yg mnyebabkan Sawad Ibnu Qarib dg "mudah" melepas masa lalunya.
Sangat simple.
Tanpa ribet dalam proses 'pelepasan diri'. Cukup fokus pd kualitas interaksinya dg Al Qur'an.
Wallohua'lam.
Ustad M. Nadhif Khalyani
RLC Indonesia