Biasanya pasien dapat melihat/membayangkan keberadaan buhul sihir, sosok jin yang mengganggunya, jin yang ada ditubuhnya, benda sihir yang ada ditubuhnya, jin yang mengganggu dirumahnya, rumah atau kerajaan jin tersebut, sosok dukun yang menyakitinya, hewan sihir yang ada ditubuhnya, buhul sihir/media sihir, tali sihir yang terhubung antara tubuh pasien dengan media sihir/boneka/dukun sipengirim sihir, bisa juga terlihat nafs / jiwa si pasien atau keluarga yang lain yang dipenjara /disandera, melihat kondisi penyakit yang ada didalam ditubuhnya bahkan dapat melihat/membayangkan peperangan yang terjadi antara tentara Allah dengan pasukan jin ketika proses ruqyah berlangsung.
Namun memang tidak semua pasien diizinkan oleh Allah. Ada yang bisa dan terlihat / terbayangkan dengan jelas, ada pula yang samar/kabur, ada pula hanya warna warni dan ada pula yang tidak melihat apa-apa(hanya gelap).
Pasien yang bertaubat kepada Allah dan bersih hatinya dari perasaan penyakit hati hasad, sombong, dendam,dll, bertaubat atas semua dosanya dan sholat sebelum diruqyah, kemudian ia memohon kepada Alla agar ditampakkan, biasanya bisa melihat hal diatas.
Ada pula yang memang si pasien termasuk indigo yang sering melihat jin, adanya faktor keturunan dari keluarga dukun, adanya sihir di tubuhnya yang sudah terlalu lama, ini juga mudah untuk terlihat.
Yang kita tidak bisa bedakan apakah ini nasrullah(pertolongan dari Allah semata) dengan terkabulnya doa peruqyah dan si pasien atau hal ini adanya intervensi dari jin karena adanya jin dimata/tubuh pasien sehingga satu dimensinya pasien secara pikiran dan pandangan dengan alam jin. walaupun secara niat dan lafazh, peruqyah dan pasien tetap berdoa kepada Allah dan hanya membaca ayat2 alqur'an. Wallahu a'lam.
Apa yang terlihat atau apa yang terbayangkan oleh pasien dengan metode teknik ini terkadang sama persis yang ia lihat di alam mimpinya. Semuanya kita kembalikan kepada Allah Azza Wa Jalla. Secara kondisional teknik ini cukup efektif pada banyak pasien, tapi belum tentu bagi pasien yang lain.
Kekhawatiran penulis adalah metode ruqyah scanning atau istilham ini apabila disebarluaskan bisa disalahpergunakan bagi yang tidak memahami aqidah islam yang benar, bahkan justru bisa terjerumus kepada pintu kemaksiatan / kerusakan aqidah.
Dikarenakan terus penasaran dengan apa yang terjadi dan terus berimprovisasi, nantinya tidak hanya fokus pada penyakit pasien, tetapi object scanningnya melebar kemana2 seperti pencarian benda yang sudah hilang, scanning pada objek yang tidak ada hubungannya dengan penyakit pasien seperti menscanning tubuh / rumah pasien yang tidak bisa melihat melalui pandangan si pasien yang bisa melihat(yang sudah teruji bisa discanning), atau mempergunakannya untuk melihat masa depan/ nasib seseorang, dan lain - lain.
DAN INI MUNGKIN SAJA TERJADI baik itu dilakukan oleh peruqyah yang jahil (tidak mengerti) atau si pasien sendiri yang melakukannya di rumah setelah mengerti cara atau tekniknya. Kalau sudah terjadi, tidak berbedanya kita seperti dukun. Alih - alih ingin mengobati orang lain, justru kitalah yang perlu diobati atau diselamatkan. Ujian yang terberat bagi peruqyah, bukannya serangan balasan dari jin berupa penyakit pada dirinya dan keluarganya, tetapi tipu daya syaitan dengan menggelincirkan kita dari jalan yang benar tanpa kita sadari ketika proses ruqyah itu berlangsung atau setelah ruqyah itu selesai baik itu dari pintu syirik kecil maupun syirik besar. Wal'iyadzubillah. Semoga Allah mengokokohkan tauhid kita dan menyelamatkan kita dari segala bentuk kesyirikan baik yang kita sadari ataupun yang tidak kita sadari.