Ruqyah Dengan Menggunakan Foto Ulama
Ruqyah itu udah jelas maknanya. Tidak usah diperdebatkan. Kalangan ulama lintas mazhab, semua sepakat bahwa ruqyah itu dgn ayat al-Qur'an, doa-doa, dizkir dan asma Allah.
Tidak ada dalam terminologi, penyebutan ruqyah dengan foto, baik dengan foto orang awam atau dgn foto ulama, kyai, ustadz dan sebagainya.
Munculnya ide-ide menggunakan benda dalam terapi ruqyah dilandasi adanya keyakinan bahwa jin takut pada benda tersebut.
Tidak ada masalah jika benda itu memang direkomendasikan sbg benda yg ditakuti jin. Baik melalui dalil umum maupun dalil khusus. Seperti habbatus sauda' yg dikatakan Rasul sbg obat segala penyakit kecuali kematian, maka boleh digunakan utk mengatasi gangguan jin krn gangguan jin adalah penyakit. Demikian pula dgn air zam zam, minyak zaitun, kurma ajwa dsb.
Para ulama mengatakan bahwa ruqyah itu lebih dominan tajribiyah-nya, maka - atas dasar itu - mulai timbul keberanian peruqyah membuat inovasi dan kreatifitas dalam praktik ruqyah.
Salah satunya adalah yang sedang diperbincangkan oleh praktisi ruqyah dan pengobatan saat ini. Yaitu ruqyah dengan menggunakan foto ulama.
========
Ulama itu waratsatul anbiya' (pewaris para nabi) krn Nabi Muhammad saw sudah tidak ada dihadapan kita, maka ulama sebagai tempat bertanya dan tauladan kita. Sebagaimana Nabi saw yg memiliki sisi kemanusiaan dan sisi kenabian, maka para ulama tentu sisi kemanusiaan-nya seratus persen dan sisi kenabiannya nol persen.
Tapi ingat, boleh saja seorang ulama punya sisi kewalian. Dan untuk menentukan wali atau tidaknya seseorang, perlu pengkajian yg mendalam. Ada ungkapan yg mengatakan bahwa seorang wali tidak dikenal kecuali oleh seorang wali juga.
Intinya, kita tidak boleh menghujat ulama, apalagi mencemoohnya alias menghinanya. Tapi kita juga tidak boleh berlebih-lebihan menilai seorang ulama sehingga melampaui aspek kemanusiaannya sehingga seakan-akan dia Nabi.
Bahwa sosok ulama itu ditakuti setan, benar adanya. Tapi bukan berarti setan akan membiarkan ulama hidup tanpa ujian dan godaan. Nabi-nabi saja digoda jin kok. Selama masih berstatus manusia, setan (jin jahat) akan terus memunculkan gangguan kpd ulama. Sehingga dalam perjalanannya, ada juga ulama yg tergelincir dari jalan kebenaran.
Nah, sekarang kita yg bukan ulama, bagaimana?
Bagi setan kita adalah mangsa-mangsa yg sangat gampang digelincirkan ke lembah dosa, maksiat, bahkan kekufuran dan kesyirikan. Oleh karena itu, kita mesti lebih ekstra membentengi diri dan menjaga akidah kita dr kesamaran-kesamaran.
Dalam konteks ruqyah, kita meyakini bahwa kesolehan seseorang menjadi catatan tersendiri bagi jin jahat sehingga jin lebih berhati-hati mendekatinya.
Sepatutnya kesolehan itu melekat pada diri seorang peruqyah, bukan menjadikan kesolehan orang lain sbg perisai atau alat berlindung. Nah, ketika kita membawa foto orang sholeh dalam praktik ruqyah, apakah itu ditakuti jin atau tidak ?
Kalau ditakuti, apa ukurannya ? Dia menjerit dan ketakutan, itu tanda dia takut ? Belum tentu ya dan belum tentu juga tidak. Karena ini persoalan ghoib.
========
Apa bedanya dgn kasus terompah Imam Ahmad ?
Imam Ahmad adalah ulama yg sholeh serta memiliki akidah yg luar biasa dan ibadah yg luar biasa juga. Ketika ada orang di ganggu jin, beliau tdak bisa datang. Lalu dikirimkan terompahnya dan setan pun keluar dari tubuh org yg diganggu tsb. Itu karena kesholehan dan ilmu Imam Ahmad. Kemudian - yg paling penting - semua itu atas izinnya.
Bukan, terompahnya diambil tanpa seizinya.
Ketika beliau sudah wafat, jin itu mengganggu lagi dan dibawakan lagi terompah itu. Tapi jin tidak takut kpd terompah itu krn pemiliknya sdh wafat.
Dalam kisah Imam Ahmad, siapa sosok yg membawa terompah itu?. Wallahu a'lam. Paling tidak menurut dugaan kita, dia adalah pembantu, murid beliau atau keluarga orang yg sakit. Tentu kesholehannya tdk sama spt Imam Ahmad. Jadi, jin keluar bukan karena siapa yg membawa terompah itu, tapi siapa yg punya terompah itu dan memberikan izin penggunaannya?.
Dalam kasus ruqyah dgn foto ulama, apakah ada izin dari yg punya foto sbgmana Imam Ahmad membolehkan terompahnya dipakai utk "ngusir" jin ? Jika tidak ada izin, bagaimana kita mengatakan itu boleh. Setiap sesuatu yg terkait dgn pribadi seseorang, izin penggunaannya sangat penting.
Jangan-jangan dia tidak restu dan tidak setuju kalau fotonya dijadikan alat pengusir jin.
Oleh karena itu, dalam hal ini, kita harus bijak bertindak. Tidak berlebih-lebihan dalam mencintai ulama sehingga timbul ghuluw.
Lagian kenapa foto Habib Umar, bukan foto Syaikh Yusuf al-Qardhawi atau Syaikh al-Azhar Dr. Ahmad Thayyib ? Mereka juga ulama yg alim dan sholeh.
Jika kita mengatakan bahwa wajah ulama ditakuti jin, besok-besok rumah umat Islam akan dipenuhi dgn foto-foto ulama idolanya, termasuk ulama lokal spt Habib Rizq dan sebagainya.
Bagi saya, cara ruqyah dgn membawa foto ulama atau orang sholeh, tetap tidak sesuai dgn terminologi ruqyah dan tidak etis kepada ulama yg bersangkutan. Aspek syar'i-nya pun jauh dari syarat-syarat ruqyah yg disebutkan Al-Hafizh Ibnu Hajar dan Imam as-Suyuthi.
Wallahu a'lam.
====
Medan, Sabtu : 6 Oktober 2017
Musdar Bustamam Tambusai